Senin, 27 Oktober 2014

Manfaat Pelatihan dan Pengembangan

Pelatihan bagi karyawan perusahaan apakah ada manfaatnya? Pelatihan pengembangan bagi perusahaan apakah penting untuk direkomendasikan ? Pelatihan pengembangan bagi karyawan atau bahkan bagi para manajer apakah dapat membantu mencapai tujuan perusahaan? Pelatihan dan program pengembangan untuk sumber daya manusia di perusahaan apakah layak mendapat perhatian penting bagi para pengambil kebijakan perusahaan atau pemilik perusahaan? Di Trira Training ini akan dibahas mengenai banyak informasi pelatihan dan informasi training yang berorientasi untuk membantu program pengembangan Sumber Daya Manusia di perusahaan.
Pelatihan merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan dalam usaha mengembangkan karyawan, bentuk usaha lainnya dalam pengembangan karyawan ini adalah pendidikan. Kedua bentuk usaha pengembangan karyawan ini digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan keterampilan dan meningkatkan pengetahuan umum bagi karyawan. Adapun tujuan daripada pelatihan sebagaimana dikemukakan oleh beberapa ahli diantaranya menurut Drs. AS. Moenir : 1) Memelihara dan meningkatkan kecakapan dan kemampuan dalam menjalankan tugas / pekerjaan baik pekerjaan lama maupun pekerjaan baru, baik dari segi peralatan maupun dari segi metode. 2) Menghaluskan keinginan pegawai untuk maju dari segi kemampuan dan memberikan ras kebanggan kepada mereka. (3 ; hal 162). Menurut Drs. Musanef untuk meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan kepribadian guna memenuhi persyaratan jabatan struktural dan pekerjaannya. (4 ; hal 173). Demikian pula menurut Drs. IG. Wursanto mengemukakan pendapatnya bahwa tujuan pelatihan ialah “ Untuk menambah efektifitas dan efisiensi pegawai baik untuk kepentingan sekarang maupun untuk kepentingan yang akan datang”.(5 ; hal 113)
Jadi kalau memperhatikan pendapat ketiga ahli tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pelatihan mempunyai tujuan tertentu baik untuk pegawai baru maupun pegawai lama yaitu memberi bantuan kepada para pegawai untuk lebih berprestasi. Sedangkan manfaat pelatihan yang diselenggarakan oleh perusahaan sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan perusahaan itu sendiri, juga kepada para pegawai perusahaan yang bersangkutan. Kemanfaatan pelatihan pegawai menurut Prof. Dr. SP. Siagian, MPA, Ph.D adalah sebagai berikut : Penguasaan atas sesuatu disiplin ilmu tertentu, Cakrawala pandangan yang tidak sempit, Menambah rasa ingin tahu, Kemampuan berpikir secara teratur, logis dan sistematis, Daya analisa yang tinggi (6 ; hal 177)
Posts related to "Manfaat Pelatihan dan Pengembangan"
Apakah training atau pelatihan bagi sumber daya manusia itu penting? Apakah dengan diikutkannya karyawan perusahaan dapat membantu mengoptimalkan kinerja perusahaan? Untuk dapat memahami pentingnya training ...
Training atau pelatihan pengembangan bagi karyawan perusahaan mempunyai banyak manfaat baik bagi karyawan itu sendiri maupun bagi perusahaan. Karyawan akan semakin bertambah pengetahuannya, potensinya maupun ...
Program pelatihan Sumber Daya Manusia merupakan salah satu kegiatan yang tepat untuk mewujudkan tujuan perusahaan dalam upaya meningkatkan kualitas SDM nya. Pelatihan pengembangan yang ada ...
Siapapun mendambakan kesuksesan dalam melakukan pekerjaan, apapun pekerjaannya. Baik sebagai karyawan perusahaan, pegawai negeri, sales marketing, supervisor, manajer, usaha mandiri, berdagang, model, artis, dan lain-lain. ...

Manajemen Konflik

Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan (interests) dan interpretasi. Bagi pihak luar (di luar yang berkonflik) sebagai pihak ketiga, yang diperlukannya adalah informasi yang akurat tentang situasi konflik. Hal ini karena komunikasi efektif di antara pelaku dapat terjadi jika ada kepercayaan terhadap pihak ketiga.
Menurut Ross bahwa manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, atau agresif.
Manajemen konflik dapat melibatkan bantuan diri sendiri, kerjasama dalam memecahkan masalah (dengan atau tanpa bantuan pihak ketiga) atau pengambilan keputusan oleh pihak ketiga. Suatu pendekatan yang berorientasi pada proses manajemen konflik menunjuk pada pola komunikasi (termasuk perilaku) para pelaku dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan dan penafsiran terhadap konflik.

Fisher dkk menggunakan istilah transformasi konflik secara lebih umum dalam menggambarkan situasi secara keseluruhan.

* Pencegahan Konflik, bertujuan untuk mencegah timbulnya konflik yang keras.

* Penyelesaian Konflik, bertujuan untuk mengakhiri perilaku kekerasan melalui  persetujuan damai.

* Pengelolaan Konflik, bertujuan untuk membatasi dan menghindari kekerasan dengan mendorong perubahan perilaku positif bagi pihak-pihak yang terlibat.

* Resolusi Konflik, menangani sebab-sebab konflik dan berusaha membangun hubungan baru dan yang bisa tahan lama diantara kelompok-kelompok yang bermusuhan.

* Transformasi Konflik, mengatasi sumber-sumber konflik sosial dan politik yang lebih luas dan berusaha mengubah kekuatan negatif dari peperangan menjadi kekuatan sosial dan politik yang positif.

Tahapan-tahapan diatas merupakan satu kesatuan yang harus dilakukan dalam mengelola konflik. Sehingga masing-masing tahap akan melibatkan tahap sebelumnya misalnya pengelolaan konflik akan mencakup pencegahan dan penyelesaian konflik.

Sementara Minnery menyatakan bahwa manajemen konflik merupakan proses, sama halnya dengan perencanaan kota merupakan proses.

Minnery juga berpendapat bahwa proses manajemen konflik perencanaan kota merupakan bagian yang rasional dan bersifat iteratif, artinya bahwa pendekatan model manajemen konflik perencanaan kota secara terus menerus mengalami penyempurnaan sampai mencapai model yang representatif dan ideal.

Sama halnya dengan proses manajemen konflik yang telah dijelaskan diatas, bahwa manajemen konflik perencanaan kota meliputi beberapa langkah yaitu: penerimaan terhadap keberadaan konflik (dihindari atau ditekan/didiamkan), klarifikasi karakteristik dan struktur konflik, evaluasi konflik (jika bermanfaat maka dilanjutkan dengan proses selanjutnya), menentukan aksi yang dipersyaratkan untuk mengelola konflik, serta menentukan peran perencana sebagai partisipan atau pihak ketiga dalam mengelola konflik.

Keseluruhan proses tersebut berlangsung dalam konteks perencanaan kota dan melibatkan perencana sebagai aktor yang mengelola konflik baik sebagai partisipan atau pihak ketiga.